SKENARIO II
Seorang
wanita umur 60 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan nyeri dada yang seperti
ditekan benda berat yang menjalar sampai keleher, ibu jari, dan punggung.
Menurut keterangan keluarga sebelumnya klien sedang menyapu halaman. Tekanan
Darah 140/90 mmHg, HR : 122 kali/menit, Suhu Badan Afebris, Saturasi 95%.
1.
KATA
KUNCI
1) Seorang
wanita
2) umur
60 tahun
3) nyeri
dada seperti ditekan benda berat yang menjalar sampai keleher, ibu jari, dan
punggung.
4) Pemeriksaan
fisik :
·
Tekanan Darah 140/90 mmHg
·
Heart Rate : 122 kali/menit
·
Suhu Badan Afebris
·
Saturasi 95%
2.
KLARIFIKASI
ISTILAH PENTING
·
HR (Heart Rate) : Jumlah detak jantung
per satuan waktu, biasanya dinyatakan dalam denyut per menit atau beats per
minute. Heart rate normal orang dewasa adalah 60-100 bpm.
·
Afebris : Suhu tubuh mengalami penurunan
dibandingkan keadaan sebelumnya, disertai beberapa gejala klinis yang semakin
memburuk. Suhu tubuh normal 36,60 C – 37,20 C. Suhu tubuh
febris 370 C - 380 C.
·
Saturasi : Tindakan menjenuhkan atau
keadaan jenuh. Atau satu dari tiga karakteristik yang digunakan untuk
mendekskirpsikan warna.
3.
MIND
MAP
Keluhan
Nyeri dada mengacu pada penyakit :
ü Angina
Pectoris
ü Infark
Miokard Akut
ü Congestif
Heart Failue (CHF)
4.
PERTANYAAN
PENTING
1) Mengapa
bisa terjadi nyeri dada yang dirasakan klien seperti ditekan benda berat yang
menjalar sampai ke leher, ibu jari, dan punggung ?
2) Mengapa
tekanan darah klien meningkat saat klien sedang melakukan aktifitas ?
3) Apakah
tekanan darah tinngi dapat mempengaruhi nyeri dada yang dirasakan klien ?
4) Apakah
heart rate dapat mempengaruhi nyeri dada seperti yang dirasakan klien ?
5) Apakah
suhu badan dapat mempengaruhi nyeri dada seperti yang dirasalan klien ?
6) Apakah
umur dapat mempengaruhi nyeri dada seeperti yang dirasakan klien ?
5.
JAWABAN
PERTANYAAN
1) Nyeri
tersebut ditimbulkan oleh arteriosklerosis dan juga saraf yang berada disekitar
jantung tersebut menghantarkan rasa nyeri yang menjalar ke leher, punggung, dan
ibu jari. Apabila arteri koroner mengalami kekakuan atau menyempit akibat
aterosklerosis dan tidak dapat berdilatasi sebagai respon terhadap peningkatan
kebutuhan akan oksigen, maka terjadi iskemik miokardium. berkurangnya kadar oksigen
memaksa miokardium mengubah metabolisme yang bersifat aerobik menjadi
metabolisme anaerobik. Metabolisme anaerobik dengan perantaraan lintasan
glikotik jauh lebih tidak efisien apabila dibandingkan dengan metabolisme
aerobik melalui fosforilasi oksidatif dan siklus krabs. Pembentukan fosfat
berenergi tinggi mengalami penurunan yang cukup besar. Hasil akhir metabolisme
anaerobik ini, yaitu asam laktat, akan tertimbun sehingga mengurangi pH sel dan
menimbulkan nyeri.
2) Di
akibatkan karena pada saat beraktifitas sel tubuh memerlukan pasokan O2
yang banyak akibat dari metabolisme sel yang bekerja semakin cepat pula dalam
menghasilkan energi. Sehingga peredaran darah didalam pembuluh darah akan
semakin cepat dan curah darah yang dibutuhkan akan semakin besar. Akibat adanya
vasodilatasi pada otot jantung dan otot rangka serta vasokontriksi arteriol
yang menyebabkan arteriol menyempit dan kerja jantung tiap satuan waktu pun
bertambah sehingga volume darah pada arteriol akan meningkat dan tekanannya pun
meningkat.
3) Ya,
hipertensi dapat menyebabkan nyeri dada. Hipertensi diakibatkan rusaknya
pembuluh darah. Tekanan darah yang tinggi secara terus-menerus menambah beban
pembuluh arteri secara perlahan-lahan. Arteri mengalami proses pengerasan
menjadi tebal dan kaku, sehingga mengurangi elstisitasnya. Penyakit hipertensi
jantung juga mendorong proses terbentuknya endapan plak pada arteri koroner
atau arterioklerosis. Hal ini meningkatkan resistensi pada aliran darah yang
pada gilirannya menambah naiknya tekanan darah. Nyeri dada yang diakibatkan
hipertensi ini biasanya terjadi akibat dari bagian otot jantung yang tidak bisa
menerima pasokan darah dengan cukup sehingga akan menyebabkan munculnya rasa
nyeri.
4) Ya,
heart rate dapat mempengaruhi rasa nyeri dada seperti yang dirasakan klien.
Nyeri dada pada kasus jantung biasanya dikarakteristikan dengan rasa nyeri atau
tertekan di substernal. Dan diakibatkan karena aktifitas fisik dan menghilang
ketika istirahat. Dan juga kombinasi dari hipoksia, berkurangnya jumlah energi
yang tersedia serta asidosis menyebabkan gangguan fungsi ventrikel kiri.
Kekuatan kontraksi daerah miokardium yang terserang berkurang
serabut-serabutnya memendek sehingga kekuatan dan kecepatannya berkurang.
Selain itu, gerakan dinding segmen yang mengalami iskemia menjadi abnormal
bagian tersebut akan mononjol keluar setiap kali ventrikel berkontraksi.
Berkurangnya daya konraksi dan gangguan gerakan jantung mengubah hemodinamika.
Respon hemodinamika dapat berubah-ubah, sesuai dengan ukuran segmen yang mengalami
iskemia dan derajat respon refleks kompensasi oleh sistem saraf otonom.
Berkurangnya fungsi ventrikel kiri dapat mengurangi curah jantung dengan
mengurangi volume sekuncup (jumlah darah yang di keluarkan setiap kali jantung
berdenyut).
5) Ya,
suhu tubuh dapat mempengaruhi nyeri dada seperti yang dirasakan klien. Apabila
set point hipotalamus turun, menimbulkan respon pengeluaran panas. Kulit
menjadi kemerahan karena vasodilatasi. Diaforesis membatu evaporasi pengeluaran
panas ketika demam “berhenti” klien akan menjadi afebris. Jika klien memiliki
masalah jantung atau saluran pernapasan, stres karena demam dapat menjadi
besar. Demam yang lama dapat melelahkan klien dengan menghabiskan simpanan
energi. Peningkatan metabolisme membutuhkan tambahan oksigen, jika kebutuhan
oksigen tidak terpenuhi terjadi hipoksia selular (oksigen tidak adekuat).
Hipoksia miokard mengakibatkan angina (Nyeri dada).
6) Ya,
usia dapat mempengaruhi nyeri dada seperti yang dirasakan klien. Seorang wanita
yang usianya dibawah 50 tahun memiliki tingkat resiko lebih rendah dibandingkan
dengan seorang pria dengan kelompok usia yang sama. Tetapi setelah mengalami
menopause tingkat resiko pada seorang wanita akan bertambah karena adanya
penurunan hormon estrogen yang sifatnya melindungi.
6.
TUJUAN
PEMBELAJARAN SELANJUTNYA
Pada tujuan pembelajaran selanjutnya kami akan
membahas tentang pemeriksaan diagnostik
Angina Pectoris yang dapat menunjang kasus diatas.
7.
INFORMASI
TAMBAHAN
v Angina Pectoris
Pada klasifikasi Angina Pectoris terbagi
menjadi 3 yaitu :
1)
Angina Pectoris Stabil
2)
Angina Pectoris Tidak Stabil
3)
Angina Prinzmental (Angina Varian)
v Infark Miokard Akut
Klasifikasi Infark Miokard Akut dibagi atas 2 yaitu :
1)
Infark Transmural
2)
Infark Subendokardial
v Congestif Heart Failue (CHF)
Klasifikasi Gagal Jantung Kongestif dibagi atas 2
yaitu :
1)
Gagal Jantung Kiri
2)
Gagal Jantung Kanan
8.
KLARIFIKASI
INFORMASI
v Angina Pectoris
1)
Angina Pektoris Stabil
Awitan secara klasik berkaitan dengan
latihan atau aktifitas yang meningkatkan kebutuhan oksigen miokard. Nyeri
segera hilang dengan istirahat atau penghentian aktifitas dan durasi nyeri 3 –
15 menit.
Angina stabil dibedakan menjadi 3 yaitu :
a.
Angina noctural
Nyeri terjadi malam hari, biasanya pada
saat tidur tetapi ini dapat di kurangi dengan duduk tegak.
b.
Angina dekubitus
Angina yang terjadi saat berbaring.
c.
Iskemia tersamar
Terdapat bukti objektif iskemia (seperti
tes pada stress) tetapi pasien tidak menunjukan gejala.
2)
Angina Pektoris Tidak Stabil
Durasi serangan dapat timbul lebih lama
dari angina pektoris stabil. Pencetus dapat terjadi pada keadaan istirahat atau
pada tigkat aktifitas ringan. Kurang responsif terhadap nitrat dan lebih sering
ditemukan depresi segmen ST. Dapat disebabkan oleh ruptur plak aterosklerosis,
spasmus, trombus atau trombosit yang beragregasi.
3)
Angina Prinzmental (Angina Varian)
Sakit dada atau nyeri timbul pada waktu
istirahat, seringkali pagi hari. Nyeri disebabkan karena spasmus pembuluh
koroneraterosklerotik. EKG menunjukkan elevasi segmen ST. Cenderung berkembang
menjadi infaark miokard akutdan dapat terjadi aritmia.
v Infark Miokard Akut
1)
Infark Transmural
Infark yang mengenai seluruh tebal dinding ventrikel. Biasanya disebabkan
oleh aterosklerosis koroner yang parah, plak yang mendadak robek dan trombosis
oklusif yang superimposed.
2)
Infark
Subendokardial
Terbatas pada sepertiga sampai setengah bagian dalam dinding ventrikel
yaitu daerah yang secara normal mengalami penurunan perfusi.
v Congestif Heart Failue (CHF)
1)
Gagal Jantung Kiri
Dalam hal ini ventrikel kiri tidak mampu memompa darah
dari paru sehingga terjadi peningkatan tekanan sirkulasi paru mengakibatkan
cairan terdorong kejaringan paru. Tanda-tanda bila mengalami gagal jantung kiri
yaitu : (dispnoe,batuk,mudah lelah,takikardia,bunyi jantung S3,cemas,gelisah).
Dispnoe karena karena adanya penimbunan cairan dalam alveoli, ini biasa terjadi
saat istirahat / aktivitas. Orthopnoe ialah kesulitan bernafas saat berbaring,
biasanya yg terjadi malam hari (paroximal nocturnal dispnoe/PND). Batuk :
kering / produktif, yang sering adalah batuk basah disertai bercak darah.Mudah
lelah hal ini diakibatkan curah jantung berkurang dan
menghambat jaringan dari sirkulasi normal dan oksigen serta menurunnya
pembuangan sisa hasil katabolisme. Juga meningkatnya energi yg digunakan.
Gelisah dan cemas akibat gangguan oksigenasi jaringan, stress akibat
kesakitan/kesulitan bernafas.
2)
Gagal Jantung Kanan
Hal ini karena sisi jantung kanan tidak mampu
mengosongkan volume darah dengan dengan adekuat sehingga dapat mengakomodasi
darah secara normal kembali dari sirkulasi vena. Manifestasi klinis yang nampak
adalah : edema ekstremitas (pitting edema :oedem dg penekanan ujung jari ),
penambahan BB, hepatomegali, distensi vena leher, asites (penimbunan cairan
dalam rongga peritoneum), anoreksia, mual, muntah, nokturia dan lemah.Oedema
ini mulai dari kaki dan tumit, bertahap keatas tungkai dan paha akhirnya
kegenitalia eksterna dan tubuh bagian bawah.
9.
SINTESA
KASUS
Faktor
Determinan Gejala Angina Pektoris pada Masyarakat yang Belum Pernah
Terdiagnosis Penyakit Jantung
Abstrak: Angina pektoris adalah gejala penyakit jantung koroner yang paling
umum. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan faktor-faktor yang berhubungan
dengan gejala angina pektoris pada populasi dewasa yang belum pernah
terdiagnosis menderita penyakit jantung. Responden adalah seluruh sampel umur
18 tahun ke atas yang belum pernah didiagnosis menderita penyakit jantung dan
menjawab pertanyaan mengenai gejala angina pektoris pada Riskesdas (Riset
Kesehatan Dasar) 2007. Desain penelitian potong lintang di 440 kabupaten di 33
propinsi di Indonesia. Pengambilan sampel bertahap diawali memilih blok sensus
secara probability proportional to size linear systematic sampling dan
dilanjutkan dengan memilih rumah tangga secara linear systematic sampling.
Data dikumpulkan dengan cara wawancara dan pengukuran fisik oleh tenaga
terlatih. Faktor-faktor determinan, yaitu karakteristik individu, status
demografi, status ekonomi, perilaku, status antropometri, hipertensi, dan
diabetes melitus dianalisis dengan memperhatikan complex sampling.
Jumlah responden adalah 600.021 orang. Persentase responden dengan gejala
angina pektoris adalah 5,0% (95% CI 4,9%-5,1%). Risiko angina pektoris lebih
tinggi dengan bertambahnya umur, pada kelompok perempuan, pendidikan rendah,
tidak bekerja, tinggal di desa, status ekonomi rendah, pernah merokok, minum
beralkohol dalam 12 bulan terakhir, memiliki kebiasaan makan makanan asin
setiap hari, makan jeroan, penderita diabetes melitus, hipertensi, obesitas,
dan kurus Risiko angina pektoris lebih rendah pada responden yang kurang
aktivitas fisik. ORsuaian dari 14 faktor yang meningkatkan risiko berkisar
antara 1,07-3,60. Faktor determinan gejala angina pektoris yang paling dominan
adalah diabetes melitus. Kata kunci: angina pektoris, faktor determinan,
Riskesdas.
Pendahuluan
Angina
pektoris adalah nyeri dada atau rasa tidak nyaman di dada yang terjadi karena
otot jantung tidak mendapatkan cukup oksigen dan merupakan gejala penyakit jantung
koroner yang paling banyak terjadi. Penyakit jantung koroner merupakan suatu
kondisi adanya plak di dinding sebelah dalam pembuluh darah koroner sehingga
terjadi penyempitan dan kekakuan pembuluh darah yang akan mengurangi aliran
darah ke otot jantung. Plak ini terbentuk dari lemak, kolesterol, kalsium dan
substansi lain di darah.1,2 Pada tahun 2005, secara global diperkirakan 7,6
juta penduduk meninggal karena serangan jantung.3 Di Indonesia, data Survei
Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2004 menunjukkan 1,3% penduduk umur >15
tahun pernah didiagnosis sakit jantung oleh tenaga kesehatan selama hidupnya
sebesar dan 0,9% yang pernah diobati. Pengalaman sakit jantung menurut gejala (angina pectoris) dilaporkan oleh 51
per 1000 penduduk umur >15 tahun dan 93% di antaranya tidak tercakup oleh
sistem pelayanan kesehatan.4 Laporan nasional Riskesdas 2007 menunjukkan
proporsi kematian akibat penyakit jantung iskemik pada populasi semua umur
sebesar 5,1%. Sebesar 7,2% pernah mengalami gejala penyakit jantung dan 13% di
antaranya sudah pernah didiagnosis oleh tenaga kesehatan.5 Gejala penyakit
jantung yang ditanyakan langsung kepada responden di Riskesdas 20076 meliputi 5
gejala namun yang lebih spesifik untuk penyakit jantung adalah pertanyaan yang
mengarah ke gejala angina pektoris. Analisis faktor risiko dilakukan untuk
mempelajari lebih lanjut karakter responden yang mengalami gejala penyakit
jantung khususnya angina pektoris. Faktor risiko angina pektoris sama dengan
faktor risiko penyakit jantung koroner, yaitu umur tua, riwayat keluarga menderita
penyakit jantung pada usia muda, merokok, aktivitas fisik yang kurang, pola
makan yang tidak sehat, minum beralkohol, obesitas, diabetes, dislipidemia,
hipertensi, dan stress.1,3,7 Hasil analisis ini diharapkan dapat memperkuat upaya
penjaringan penderita penyakit jantung yang belum terdiagnosis dan peningkatan
upaya pencegahan penyakit jantung.
10. LAPORAN DISKUSI
a.
Konsep
Medis
v
Definisi
Angina
Pectoris adalah suatu sindrom klinis yang ditandai dengan episode atau perasaan
tertekan didepan dada menjalar ke lengan kiri akibat kurangnya aliran darah
koroner, menyebabkan suplai kebutuhan oksigen jantung meningkat.
v
Etiologi
-
Ateriosklerosis
-
Spasme arteri koroner
-
Anemia berat
-
Arteritis
-
Aorta Insufisiensi
v
Patofisiologi
Angina
pektoris dapat disebabkan oleh aterosklerosis (penyempitan pembuluh darah) Ini
akan menyebabkan terjadi vasokontriksi pembuluh darah. Sehingga aliran O2 menurun,
hal ini dapat menyebabkan terjadinya iskemia otot jantung. Iskemia ini dapat
menyebabkan kontraksi otot jantung menurun sehingga curah jantung juga akan menurun.
Iskemia otot jantung juga dapat meyebabkan terjadinya pembentukan asam laktat
oleh miokardium, dinana hal ini dapat menyebabkan nyeri dada.
v
Manifestasi Klinis
-
Angina pectoris stabil : muncul saat
melakukan aktifitas berat, hilang dalam waktu sekitar kurang lebih 5 menit,
hilang ketika beristirahat / setelah minum obat, dapat menyebar kelengan,
pungggung / area lain.
-
Angina pectoris tidak stabil : timbul
waktu istirahat / kerja ringan, tidak dapat diperkirakan, hilang dalam waktu
yang lebih lama.
v
Komplikasi
1. Infarksi
miokardium yang akut (serangan jantung)
2. Kematian
karena jantung secara mendadak
3. Aritmia
Kardiak
v
Diagnostik
-
EKG
-
Foto dada
-
PCO2 kalium dan laktat miokard
-
Kolestrol / trigliserida serum : mungkin
meningkat.
v
Penatalaksanaan
1. Pengobatan terhadap serangan akut , berupa nitrogloserik
sublingual 0 -1 tablet yang merupakan obat pilihan yang bekerja
sekitar 1-2 menit dan dapat diulang dengan interval 3-5 menit.
2. Pencegahan
serangan lanjutan
a. Long-acting
nitrate, uaitu ISDN 3 X 10 – 40mg Oral.
b. Betabloker
: propanolol, metoprolol, nadolol, atenolol dan pindolol
c. Kalsium
antagonis : Verapamin, diltiazem, invedipin, nikardipin atau isradipin.
3. Tindakan inparasit : percutaneus transluminal coronary angoplasty (PCTA), laser
coronary angioplasty, coronary artery bypass clafting (CABG)
4. Olahraga
disesuaikan.
b.
Konsep
Keperawatan
1)
Pengkajian
a) Identitas
v Identitas
Pasien
Nama : Ny. Z
Umur : 60 Tahun
Agama : -
Jenis
kelamin : Perempuan
Status : -
Pendidikan : -
Pekerjaan
: -
Suku
bangsa : -
Alamat : -
Tanggal
masuk : -
Tanggal
pengkajian : -
No.
register : -
Diagnosa
medis : Infark miokard
Akut, Angina Pectoris, CHF.
v Identitas
Penanggung Jawab
Nama : -
Umur : -
Hub.
Dengan pasien : -
Pekerjaan : -
Alamat
: -
b) Status
Kesehatan
v Status
Kesehatan Saat Ini
- Keluhan
utama
Nyeri
dada
- Alasan masuk rumah sakit dan perjalanan penyakit saat ini
Nyeri
dada yang seperti ditekan benda berat yang menjalar sampai ke leher, ibu jari
dan punggung.
-
Upaya
yang dilakukan untuk mengatasinya
Klien dianjurkan untuk meningkatkan suplai
oksigen.
v Status
Kesehatan Massa Lalu
v Riwayat
Penyakit Keluarga
v Diagnosa Medis dan Therapy
1) Pengobatan terhadap serangan akut , berupa nitrogloserik
sublingual 0 -1 tablet yang merupakan obat pilihan yang bekerja
sekitar 1-2 menit dan dapat diulang dengan interval 3-5 menit.
2) Pencegahan
serangan lanjutan
a. Long-acting
nitrate, uaitu ISDN 3 X 10 – 40mg Oral.
b. Betabloker
: propanolol, metoprolol, nadolol, atenolol dan pindolol
c. Kalsium
antagonis : Verapamin, diltiazem, invedipin, nikardipin atau isradipin.
3) Tindakan inparasit : percutaneus transluminal coronary angoplasty (PCTA), laser
coronary angioplasty, coronary artery bypass clafting (CABG)
4) Olahraga
disesuaikan.
c) Pola Kebutuhan Dasar ( Data
Bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)
v Pola
Persepsi dan Manajemen Kesehatan
v Pola
Nutrisi-Metabolik
· Sebelum
sakit
· Saat
sakit
v Pola
eliminasi
· BAB
- Sebelum
sakit
- Saat
sakit
· BAK
- Sebelum
sakit
- Saat
sakit
v Pola
aktivitas dan latihan
· Aktivitas
|
Kemampuan Perawatan Diri
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
|
Makan dan minum
|
|
|
|
|
|
|
Mandi
|
|
|
|
|
|
|
Toileting
|
|
|
|
|
|
|
Berpakaian
|
|
|
|
|
|
|
Berpindah
|
|
|
|
|
|
Keterangan : 0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain
dan alat, 4: tergantung total
· Latihan
- Sebelum
sakit
Menyapu
halaman
- Saat
sakit
v Pola
kognitif
dan Persepsi
v Pola
Konsep diri
v Pola
Tidur dan Istirahat
· Sebelum
sakit
· Saat
sakit
v Pola
Peran-Hubungan
v Pola
Seksual-Reproduksi
· Sebelum
sakit
· Saat
sakit
v Pola
Toleransi Stress-Koping
v Pola
Nilai-Kepercayaan
d) Pengkajian Fisik
v Keadaan
umum
Nyeri
dada yang seperti ditekan benda berat yang menjalar sampai ke leher, ibu jari
dan punggung.
v Tanda-tanda
Vital
TD : 140/90 mmHg
HR : 122 kali/menit
S : Afebris
Sat :
95%
v Keadaan
fisik
e) Pemeriksaan penunjang
v EKG, Foto dada, PCO2 kalium dan laktat miokard
2)
Diagnosa Keperawatan
a) Nyeri
Akut (Domain 12 Kenyamanan Kelas 1 Kenyamanan Fisik) (00132)
b) Penurunan
curah jantung (Domain 4 Kelas 4 Respon kardiovaskuler/pulmonal) (00029)
3)
Analisa Data
No.
|
Data
|
Etiologi
|
Masalah
|
|
|
1.
|
Data
Subjektif :
- Klien mengeluhkan nyeri dada
- Nyeri dirasakan seperti ditekan benda
berat
- Nyeri
menjalar sampai ke leher dan punggung
- Klien
sedang menyapu halaman
Data
Objektif :
- Vital sign :
S : Afebris
HR :
122 kali/menit
TD :
140/90 mmHg
Sat : 95%
|
Aterosklerotik
(pembuluh darah keku / keras)
¯
Stenosis
(Pembuluh darah sempit)
¯
Tidak
mampu berdilatasi (tidak berespon akan kebutuhan O2)
¯
Iskemia
miokardium
¯
Metabolisme
anaerob (glikolisis untuk pemenuhan energi)
¯
Terbentuk
/ timbunan asam laktat
¯
pH
miokardium menurun
¯
Nyeri
|
Nyeri
Akut
|
|
|
2
|
Data
Subjektif :
- Klien mengeluhkan nyeri dada
- Nyeri dirasakan seperti ditekan benda
berat
- Nyeri
menjalar sampai ke leher dan punggung
- Klien
sedang menyapu halaman
Data
Objektif :
- Vital sign :
S : Afebris
HR :
122 kali/menit
TD :
140/90 mmHg
Sat : 95%
|
Aterosklerosis
¯
Vasokontriksi pembuluh darah
¯
Aliran O2 menurun
¯
Iskemia otot jantung
¯
Kontraksi otot jantung
¯
Curah jantung juga akan menurun
|
Penurunan Curah Jantung
|
|
4)
Perencanaan Keperawatan
|
No.
|
Diagnosa Keperawatan
|
NOC
|
NIC
|
Rasional
|
|
1.
|
Domain 12 Kenyamanan Kelas 1 Kenyamanan Fisik
Nyeri Akut (00132)
Definisi :
Pengalaman sensori dan emosional
yang tidak menyenangkan dan muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau
potensia atau digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa (International Asociation For the study of
pain) :
Awitan yang tiba-tiba atau lambat
dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau
diprediksi dan berlangsung < 6 bulan.
|
1. Tingkat
kenyamanan
2. Kontrol
nyeri
3. Nyeri
: efek yang merusak
4. Tingkat
nyeri
|
-
Pemberian analgetik
-
Penurunan cemaS
-
Pemberian obat penenang
|
- Meskipun
morfhin IV adalah pilihan, suntikan narkotik lain dapat dipakai pada fase
akut/ nyeri dada berulang yang tak hilang dengan nitrogliserin untuk
menurunkan nyeri hebat, memberikan sedasi, dan mengurangi kerja miokard.
Hindari suntikan IM dapat mengganggu indikator diagnosik CPK dan tidak
diabsopsi oleh jaringan kurang perpusi.
- Nitrat
berguna untuk kontrol nyeri dengan efek fasodilatasi koroner yang
meningkatkan aliran darah koroner dan perkusi miokardia. Efek fasodilatasi
perifer menurunkan volume darah kembali kejantung (Preload). Sehingga
menurunkan kerja otot jantung dan kebutuhan oksigen.
- Membantu
dalam penurunan persepsi/ respon nyeri, memberikan kontrol situasi,
meningkatkan perilaku positif.
-Penundaan
pelaporan nyeri menghambat peredaan nyeri/memerlukan peningkatan dosis obat.
Selain itu, nyeri berat dapat menyebabkan syok dengan merangsang sistem saraf
simpatis, mengakibatkan kerusakan lanjut dan mengganggu diagnostik dan
hilangnya nyeri
|
|
2.
|
Domain 4 Kelas 4 Respon
kardiovaskuler/pulmonal)
Penurunan Curah Jantung (00092)
Definisi :
Ketidak adekuatan pompa darah oleh
jantung untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh.
|
NOC :
·
Tidak ada edema paru, perifer, dan tidak ada asites
·
Tidak ada penurunan kesadaran
·
Tidak ada distensi vena leher
- Warna kulit normal.
|
NIC :
·
Evaluasi adanya nyeri dada
·
Catat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac putput
·
Atur periode latihan dan istirahat untuk menghindari kelelahan
·
Anjurkan untuk menurunkan stress
·
Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
|
- Menurunkan
kerja miokardia atau konsumsi oksigen, menurunkan resiko komplikasi (contoh,
perluas IM).
- Aktivitas
yang maju memberikan kontrol jantung, meningkatkan reganagan dan mencegah
aktivitas berlebihan.
|
DAFTAR PUSTAKA
https://docs.google.com/document/d/1VXH2H0O60OTOkKE1LPHxU7Zzj503gt46oo72vFDY6fw/preview,
(Diakses pada tanggal 21 September 2015)
http://rd.glispa.com/?r=inactive&l=&p=&c=
(Diakses pada tanggal 22 September 2015)
library.usu.ac.id/download/fk/gizi-badri2.pdf
(Diakses pada tanggal 22 September 2015)
http://hipertensi.org/penyakit-hipertensi-jantung/
(Diakses pada tanggal 22 September 2015)
www.smallcrab.com/kesehatan/832-gangguan-kesehatan-akibat-perubahan-suhu-tubuh
(Diakses pada tanggal 22 September 2015)
I'm proud to say now that I am finally at a place where I have found something that works for me. Almost four years ago I began seeing a classical Homeopath. I was put on a constitutional remedy by Dr Itua herbal center who reside in west africa, and I am amazed at my healing thus far. I will continue to post what worked for me and what didn't in more blogs to come (as this one is getting quite long... and I'm not writing a book on here - not yet anyway). This discovery has not only helped the way I practice, but it has also given me further insight into the world of Herbal medicine. I came to know more about Dr Itua on Tv Station when I was taking my regular organic coffee at javamania coffee spot I watched the whole scene on how he uses Natural herbs to cure disease like Herpes, Hiv/Aids, Cancers,HPV,Men & Women Infertility,Melanoma, Mesothelioma, Multiple myeloma, Neuroendocrine tumors,Non-Hodgkin's lymphoma,Alzheimer's disease, chronic diarrhea, COPD, Parkinson's disease, Als And Diabetes, I was moved by his words then I took a confident step to contact him regarding my health condition Herpes & Prostate Cancer, He prepared his herbal medicine then sent it to me through Courier which I took as it's was instructed and I found myself healing symptoms are all gone I have being watching my health for years now and I finally confirmed that is a permanent cure like he told me at our first conversations so now I'm healthy and happy I purchase his herbal tea which I usually take in the morning before starting my day because it feels good to find addiction on natural herbs than medical drugs so is what I'm doing and loving it more and More to come later on blogs sooner I will be writing my book.I will advise you to contact Doctor Itua Herbal Center for any kind of permanent cure and herbal remedy.Doctor Itua Email Contact: drituaherbalcenter@gmail.com Also On Whats-App Calls: +2348149277967.
BalasHapus