Pengertian
Sadomasokisme
Sadomasokisme merupakan
bentuk penyimpangan seksual melalui penyiksaan. Kata sadomasokis itu adalah
gabungan dari sadis dan masokis. Sadis itu adalah suatu kelainan saat seseorang
akan mengalami kenikmatan penuh saat menyakiti lawan jenisnya secara fisik dan
psikis. Sementara, masokis adalah lawannya yaitu seseorang yang mendapatkan
kenikmatan saat disakiti oleh pasangannya.
Penyebab
sadomasokisme
Pemaparan seks yang prematur, atau traumatik,
dalam bentuk penyiksan seksual masa anak-anak. Kira-kira 75 persen laki-laki
yang diterapi di National Institute for Study, Prevention, and Treatment Sexual
di Baltimore, adalah korban penyiksaan seksual pada masa anak-anaknya. Karena
alasan yang masih belum dimengerti, jika seorang anak perempuan disiksa, mereka
lebih sering terinhibisi secara seksual. Sedangkan anak laki-laki yang disiksa
cenderung mewujudkan perilaku parafilia.
Supresi berlebihan terhadap keingintahuan
alami tentang seks, karena alasan religius atau alasan lain. Anak laki-laki
yang diajari bahwa seks tabu, kotor dan dihukum karena minatnya terhadap seks,
mungkin menjadi laki-laki dengan perilaku fetihisme atau obsesi.
Ciri-Ciri
Sadomasokisme
•
Ciri utama dari sadomasokis adalah munculnya nafsu birahi melalui rasa
sakit. Ini jelas berbeda dengan orang normal yang birahinya lenyap justru kalau
sedang sakit.
•
Bagi penderita, rasa sakit merupakan pengalaman sensasional yang
mendebarkan, merangsang dan membangkitkan libido seksual.
•
ada dua pihak yang terlibat dalam perilaku seks aneh ini. Pihak sadis adalah pasangan yang
memberikan rasa sakit atau hukuman, misalnya memukul dengan cemeti, mengikat
dengan tali atau rantai, menyundut dengan rokok, dan sebagainya. Sebaliknya, pihak masokis adalah orang yang
menerima rasa sakit, penghinaan atau orang yang dikendalikan oleh pasangannya.
Perilaku
sadisme:
•
Pemaksaan atau pemerkosaan, penolakan korban menjadi
gairah seksual pelaku dalam melakukan aksinya. Semakin korban meronta, melawan,
menangis maka pelaku semakin bersemangat.
•
pemukulan sampai menimbulkan luka memar.
•
Melukai bagian tubuh tertentu dari pasangannya sampai
mengeluarkan darah.
•
Melakukan penyiksaan seksual dengan pemaksaan atau
sampai luka (melukai alat genital).
•
Melakukan penyiksaan berat dengan menggunakan cambuk,
kejutan listrik, dan sebagainya.
Yang Mempengaruhi
Sadomasokisme
Sadomasokis
adalah penyakit kelainan seksual yang dipengaruhi unsur kejiwaan. Faktor yang mempengaruhi perilaku
sadomasokisme antara lain faktor stress 66.70%, faktor rasa bersalah 61.70%,
faktor rasa tanggung jawab sebesar 38.30%.
Pencegahan
Sadomasokisme
·
Pencegahannya adalah seperti
mengajari anak-anak untuk mengenali perilaku orang dewasa yang tidak pantas,
menolak bujukan, jika itu terjadi segera menjauh dari situasi tersebut dan
melaporkan insiden tersebut kepada orang dewasa yang tepat.
·
Anak-anak diajari untuk
mengatakan ‘tidak’ secara tegas dan asertif apabila ada orang dewasa yang
berbicara kepada mereka atau menyentuh mereka dengan cara yang membuat mereka
merasa tidak nyaman.
·
Para penyuluh dapat menggunakan
buku-buku komik., film, dan gambaran tentang situasi berisiko dalam upaya
mengajarkan tentang karakteristik penganiayaan seksual dan bagaimana cara
anak-anak melindungi diri mereka sendiri.
pengobatan
sadomasokisme
·
Terapi perilaku-kognitif digunakan untuk mengubah pola parafiliak yang
dipelajari dan mengubah perilaku untuk membuatnya dapat diterima secara social.
Intervensinya mencakup pelatihan keterampilan social, edukasi seks, pembentukan
ulang kognitif (melawan dan merusak rasionalisasi yang digunakan untuk
menyokong pencarian korban lain), dan pembentukan empati terhadap korban.
·
Psikoterapi berorientasi tilikan merupkan pendekatan terpai yang
berlangsung lama. Secara khusus,mereka menjadi sadar akan peristiwa sehari-hari
yang menyebabkan mereka melakukan impuls mereka. Terapi membantu mereka
menghadapi stress kehidupan dengan lebih baik dan meningkatkan kapasitas untuk
berhubungan dengan pasangan hidup. Psikoterapi juga memungkinkan pasien
memperoleh kembali kepercayaan dirinya yang selanjutnya akan memungkinkan
mereka mendekati pasangan dengan cara seksual yang lebih normal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar