Minggu, 03 Januari 2016

Angina Pectoris

SKENARIO II

Seorang wanita umur 60 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan nyeri dada yang seperti ditekan benda berat yang menjalar sampai keleher, ibu jari, dan punggung. Menurut keterangan keluarga sebelumnya klien sedang menyapu halaman. Tekanan Darah 140/90 mmHg, HR : 122 kali/menit, Suhu Badan Afebris, Saturasi 95%.

1.      KATA KUNCI
1)      Seorang wanita
2)      umur 60 tahun
3)      nyeri dada seperti ditekan benda berat yang menjalar sampai keleher, ibu jari, dan punggung.
4)      Pemeriksaan fisik :
·         Tekanan Darah 140/90 mmHg
·         Heart Rate : 122 kali/menit
·         Suhu Badan Afebris
·         Saturasi 95%

2.      KLARIFIKASI ISTILAH PENTING
·         HR (Heart Rate) : Jumlah detak jantung per satuan waktu, biasanya dinyatakan dalam denyut per menit atau beats per minute. Heart rate normal orang dewasa adalah 60-100 bpm.
·         Afebris : Suhu tubuh mengalami penurunan dibandingkan keadaan sebelumnya, disertai beberapa gejala klinis yang semakin memburuk. Suhu tubuh normal 36,60 C – 37,20 C. Suhu tubuh febris 370 C - 380 C.
·         Saturasi : Tindakan menjenuhkan atau keadaan jenuh. Atau satu dari tiga karakteristik yang digunakan untuk mendekskirpsikan warna.

3.      MIND MAP
Keluhan Nyeri dada mengacu pada penyakit :
ü  Angina Pectoris
ü  Infark Miokard Akut
ü  Congestif Heart Failue (CHF)


 


 



4.      PERTANYAAN PENTING
1)      Mengapa bisa terjadi nyeri dada yang dirasakan klien seperti ditekan benda berat yang menjalar sampai ke leher, ibu jari, dan punggung ?
2)      Mengapa tekanan darah klien meningkat saat klien sedang melakukan aktifitas ?
3)      Apakah tekanan darah tinngi dapat mempengaruhi nyeri dada yang dirasakan klien ?
4)      Apakah heart rate dapat mempengaruhi nyeri dada seperti yang dirasakan klien ?
5)      Apakah suhu badan dapat mempengaruhi nyeri dada seperti yang dirasalan klien ?
6)      Apakah umur dapat mempengaruhi nyeri dada seeperti yang dirasakan klien ?

5.      JAWABAN PERTANYAAN
1)      Nyeri tersebut ditimbulkan oleh arteriosklerosis dan juga saraf yang berada disekitar jantung tersebut menghantarkan rasa nyeri yang menjalar ke leher, punggung, dan ibu jari. Apabila arteri koroner mengalami kekakuan atau menyempit akibat aterosklerosis dan tidak dapat berdilatasi sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan akan oksigen, maka terjadi iskemik miokardium. berkurangnya kadar oksigen memaksa miokardium mengubah metabolisme yang bersifat aerobik menjadi metabolisme anaerobik. Metabolisme anaerobik dengan perantaraan lintasan glikotik jauh lebih tidak efisien apabila dibandingkan dengan metabolisme aerobik melalui fosforilasi oksidatif dan siklus krabs. Pembentukan fosfat berenergi tinggi mengalami penurunan yang cukup besar. Hasil akhir metabolisme anaerobik ini, yaitu asam laktat, akan tertimbun sehingga mengurangi pH sel dan menimbulkan nyeri.
2)      Di akibatkan karena pada saat beraktifitas sel tubuh memerlukan pasokan O2 yang banyak akibat dari metabolisme sel yang bekerja semakin cepat pula dalam menghasilkan energi. Sehingga peredaran darah didalam pembuluh darah akan semakin cepat dan curah darah yang dibutuhkan akan semakin besar. Akibat adanya vasodilatasi pada otot jantung dan otot rangka serta vasokontriksi arteriol yang menyebabkan arteriol menyempit dan kerja jantung tiap satuan waktu pun bertambah sehingga volume darah pada arteriol akan meningkat dan tekanannya pun meningkat.
3)      Ya, hipertensi dapat menyebabkan nyeri dada. Hipertensi diakibatkan rusaknya pembuluh darah. Tekanan darah yang tinggi secara terus-menerus menambah beban pembuluh arteri secara perlahan-lahan. Arteri mengalami proses pengerasan menjadi tebal dan kaku, sehingga mengurangi elstisitasnya. Penyakit hipertensi jantung juga mendorong proses terbentuknya endapan plak pada arteri koroner atau arterioklerosis. Hal ini meningkatkan resistensi pada aliran darah yang pada gilirannya menambah naiknya tekanan darah. Nyeri dada yang diakibatkan hipertensi ini biasanya terjadi akibat dari bagian otot jantung yang tidak bisa menerima pasokan darah dengan cukup sehingga akan menyebabkan munculnya rasa nyeri.
4)      Ya, heart rate dapat mempengaruhi rasa nyeri dada seperti yang dirasakan klien. Nyeri dada pada kasus jantung biasanya dikarakteristikan dengan rasa nyeri atau tertekan di substernal. Dan diakibatkan karena aktifitas fisik dan menghilang ketika istirahat. Dan juga kombinasi dari hipoksia, berkurangnya jumlah energi yang tersedia serta asidosis menyebabkan gangguan fungsi ventrikel kiri. Kekuatan kontraksi daerah miokardium yang terserang berkurang serabut-serabutnya memendek sehingga kekuatan dan kecepatannya berkurang. Selain itu, gerakan dinding segmen yang mengalami iskemia menjadi abnormal bagian tersebut akan mononjol keluar setiap kali ventrikel berkontraksi. Berkurangnya daya konraksi dan gangguan gerakan jantung mengubah hemodinamika. Respon hemodinamika dapat berubah-ubah, sesuai dengan ukuran segmen yang mengalami iskemia dan derajat respon refleks kompensasi oleh sistem saraf otonom. Berkurangnya fungsi ventrikel kiri dapat mengurangi curah jantung dengan mengurangi volume sekuncup (jumlah darah yang di keluarkan setiap kali jantung berdenyut).
5)      Ya, suhu tubuh dapat mempengaruhi nyeri dada seperti yang dirasakan klien. Apabila set point hipotalamus turun, menimbulkan respon pengeluaran panas. Kulit menjadi kemerahan karena vasodilatasi. Diaforesis membatu evaporasi pengeluaran panas ketika demam “berhenti” klien akan menjadi afebris. Jika klien memiliki masalah jantung atau saluran pernapasan, stres karena demam dapat menjadi besar. Demam yang lama dapat melelahkan klien dengan menghabiskan simpanan energi. Peningkatan metabolisme membutuhkan tambahan oksigen, jika kebutuhan oksigen tidak terpenuhi terjadi hipoksia selular (oksigen tidak adekuat). Hipoksia miokard mengakibatkan angina (Nyeri dada).
6)      Ya, usia dapat mempengaruhi nyeri dada seperti yang dirasakan klien. Seorang wanita yang usianya dibawah 50 tahun memiliki tingkat resiko lebih rendah dibandingkan dengan seorang pria dengan kelompok usia yang sama. Tetapi setelah mengalami menopause tingkat resiko pada seorang wanita akan bertambah karena adanya penurunan hormon estrogen yang sifatnya melindungi.



6.      TUJUAN PEMBELAJARAN SELANJUTNYA
Pada tujuan pembelajaran selanjutnya kami akan membahas tentang  pemeriksaan diagnostik Angina Pectoris yang dapat menunjang kasus diatas.

7.      INFORMASI TAMBAHAN
v  Angina Pectoris
Pada klasifikasi Angina Pectoris terbagi menjadi 3 yaitu :
1)      Angina Pectoris Stabil
2)      Angina Pectoris Tidak Stabil
3)      Angina Prinzmental (Angina Varian)

v  Infark Miokard Akut
Klasifikasi Infark Miokard Akut dibagi atas 2 yaitu :
1)      Infark Transmural
2)      Infark Subendokardial

v  Congestif Heart Failue (CHF)
Klasifikasi Gagal Jantung Kongestif dibagi atas 2 yaitu :
1)      Gagal Jantung Kiri
2)      Gagal Jantung Kanan

8.      KLARIFIKASI INFORMASI
v  Angina Pectoris
1)      Angina Pektoris Stabil
Awitan secara klasik berkaitan dengan latihan atau aktifitas yang meningkatkan kebutuhan oksigen miokard. Nyeri segera hilang dengan istirahat atau penghentian aktifitas dan durasi nyeri 3 – 15 menit.
Angina stabil dibedakan menjadi 3 yaitu :
a.       Angina noctural
Nyeri terjadi malam hari, biasanya pada saat tidur tetapi ini dapat di kurangi dengan duduk tegak.
b.      Angina dekubitus
Angina yang terjadi saat berbaring.
c.       Iskemia tersamar
Terdapat bukti objektif iskemia (seperti tes pada stress) tetapi pasien tidak menunjukan gejala.
2)      Angina Pektoris Tidak Stabil
Durasi serangan dapat timbul lebih lama dari angina pektoris stabil. Pencetus dapat terjadi pada keadaan istirahat atau pada tigkat aktifitas ringan. Kurang responsif terhadap nitrat dan lebih sering ditemukan depresi segmen ST. Dapat disebabkan oleh ruptur plak aterosklerosis, spasmus, trombus atau trombosit yang beragregasi.
3)      Angina Prinzmental (Angina Varian)
Sakit dada atau nyeri timbul pada waktu istirahat, seringkali pagi hari. Nyeri disebabkan karena spasmus pembuluh koroneraterosklerotik. EKG menunjukkan elevasi segmen ST. Cenderung berkembang menjadi infaark miokard akutdan dapat terjadi aritmia.

v  Infark Miokard Akut
1)      Infark Transmural
Infark yang mengenai seluruh tebal dinding ventrikel. Biasanya disebabkan oleh aterosklerosis koroner yang parah, plak yang mendadak robek dan trombosis oklusif yang superimposed.
2)      Infark Subendokardial
Terbatas pada sepertiga sampai setengah bagian dalam dinding ventrikel yaitu daerah yang secara normal mengalami penurunan perfusi.

v  Congestif Heart Failue (CHF)
1)      Gagal Jantung Kiri
Dalam hal ini ventrikel kiri tidak mampu memompa darah dari paru sehingga terjadi peningkatan tekanan sirkulasi paru mengakibatkan cairan terdorong kejaringan paru. Tanda-tanda bila mengalami gagal jantung kiri yaitu : (dispnoe,batuk,mudah lelah,takikardia,bunyi jantung S3,cemas,gelisah). Dispnoe karena karena adanya penimbunan cairan dalam alveoli, ini biasa terjadi saat istirahat / aktivitas. Orthopnoe ialah kesulitan bernafas saat berbaring, biasanya yg terjadi malam hari (paroximal nocturnal dispnoe/PND). Batuk : kering / produktif, yang sering adalah batuk basah disertai bercak darah.Mudah lelah hal ini diakibatkan curah jantung berkurang dan menghambat jaringan dari sirkulasi normal dan oksigen serta menurunnya pembuangan sisa hasil katabolisme. Juga meningkatnya energi yg digunakan. Gelisah dan cemas akibat gangguan oksigenasi jaringan, stress akibat kesakitan/kesulitan bernafas.
2)      Gagal Jantung Kanan
Hal ini karena sisi jantung kanan tidak mampu mengosongkan volume darah dengan dengan adekuat sehingga dapat mengakomodasi darah secara normal kembali dari sirkulasi vena. Manifestasi klinis yang nampak adalah : edema ekstremitas (pitting edema :oedem dg penekanan ujung jari ), penambahan BB, hepatomegali, distensi vena leher, asites (penimbunan cairan dalam rongga peritoneum), anoreksia, mual, muntah, nokturia dan lemah.Oedema ini mulai dari kaki dan tumit, bertahap keatas tungkai dan paha akhirnya kegenitalia eksterna dan tubuh bagian bawah.


9.      SINTESA KASUS

Faktor Determinan Gejala Angina Pektoris pada Masyarakat yang Belum Pernah Terdiagnosis Penyakit Jantung
Abstrak: Angina pektoris adalah gejala penyakit jantung koroner yang paling umum. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan faktor-faktor yang berhubungan dengan gejala angina pektoris pada populasi dewasa yang belum pernah terdiagnosis menderita penyakit jantung. Responden adalah seluruh sampel umur 18 tahun ke atas yang belum pernah didiagnosis menderita penyakit jantung dan menjawab pertanyaan mengenai gejala angina pektoris pada Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) 2007. Desain penelitian potong lintang di 440 kabupaten di 33 propinsi di Indonesia. Pengambilan sampel bertahap diawali memilih blok sensus secara probability proportional to size linear systematic sampling dan dilanjutkan dengan memilih rumah tangga secara linear systematic sampling. Data dikumpulkan dengan cara wawancara dan pengukuran fisik oleh tenaga terlatih. Faktor-faktor determinan, yaitu karakteristik individu, status demografi, status ekonomi, perilaku, status antropometri, hipertensi, dan diabetes melitus dianalisis dengan memperhatikan complex sampling. Jumlah responden adalah 600.021 orang. Persentase responden dengan gejala angina pektoris adalah 5,0% (95% CI 4,9%-5,1%). Risiko angina pektoris lebih tinggi dengan bertambahnya umur, pada kelompok perempuan, pendidikan rendah, tidak bekerja, tinggal di desa, status ekonomi rendah, pernah merokok, minum beralkohol dalam 12 bulan terakhir, memiliki kebiasaan makan makanan asin setiap hari, makan jeroan, penderita diabetes melitus, hipertensi, obesitas, dan kurus Risiko angina pektoris lebih rendah pada responden yang kurang aktivitas fisik. ORsuaian dari 14 faktor yang meningkatkan risiko berkisar antara 1,07-3,60. Faktor determinan gejala angina pektoris yang paling dominan adalah diabetes melitus. Kata kunci: angina pektoris, faktor determinan, Riskesdas.

Pendahuluan
Angina pektoris adalah nyeri dada atau rasa tidak nyaman di dada yang terjadi karena otot jantung tidak mendapatkan cukup oksigen dan merupakan gejala penyakit jantung koroner yang paling banyak terjadi. Penyakit jantung koroner merupakan suatu kondisi adanya plak di dinding sebelah dalam pembuluh darah koroner sehingga terjadi penyempitan dan kekakuan pembuluh darah yang akan mengurangi aliran darah ke otot jantung. Plak ini terbentuk dari lemak, kolesterol, kalsium dan substansi lain di darah.1,2 Pada tahun 2005, secara global diperkirakan 7,6 juta penduduk meninggal karena serangan jantung.3 Di Indonesia, data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2004 menunjukkan 1,3% penduduk umur >15 tahun pernah didiagnosis sakit jantung oleh tenaga kesehatan selama hidupnya sebesar dan 0,9% yang pernah diobati. Pengalaman sakit jantung menurut gejala (angina pectoris) dilaporkan oleh 51 per 1000 penduduk umur >15 tahun dan 93% di antaranya tidak tercakup oleh sistem pelayanan kesehatan.4 Laporan nasional Riskesdas 2007 menunjukkan proporsi kematian akibat penyakit jantung iskemik pada populasi semua umur sebesar 5,1%. Sebesar 7,2% pernah mengalami gejala penyakit jantung dan 13% di antaranya sudah pernah didiagnosis oleh tenaga kesehatan.5 Gejala penyakit jantung yang ditanyakan langsung kepada responden di Riskesdas 20076 meliputi 5 gejala namun yang lebih spesifik untuk penyakit jantung adalah pertanyaan yang mengarah ke gejala angina pektoris. Analisis faktor risiko dilakukan untuk mempelajari lebih lanjut karakter responden yang mengalami gejala penyakit jantung khususnya angina pektoris. Faktor risiko angina pektoris sama dengan faktor risiko penyakit jantung koroner, yaitu umur tua, riwayat keluarga menderita penyakit jantung pada usia muda, merokok, aktivitas fisik yang kurang, pola makan yang tidak sehat, minum beralkohol, obesitas, diabetes, dislipidemia, hipertensi, dan stress.1,3,7 Hasil analisis ini diharapkan dapat memperkuat upaya penjaringan penderita penyakit jantung yang belum terdiagnosis dan peningkatan upaya pencegahan penyakit jantung.
10.  LAPORAN DISKUSI
a.      Konsep Medis
v  Definisi
Angina Pectoris adalah suatu sindrom klinis yang ditandai dengan episode atau perasaan tertekan didepan dada menjalar ke lengan kiri akibat kurangnya aliran darah koroner, menyebabkan suplai kebutuhan oksigen jantung meningkat.
v  Etiologi
-          Ateriosklerosis
-          Spasme arteri koroner
-          Anemia berat
-          Arteritis
-          Aorta Insufisiensi
v  Patofisiologi
Angina pektoris dapat disebabkan oleh aterosklerosis (penyempitan pembuluh darah) Ini akan menyebabkan terjadi vasokontriksi pembuluh darah. Sehingga aliran O2 menurun, hal ini dapat menyebabkan terjadinya iskemia otot jantung. Iskemia ini dapat menyebabkan kontraksi otot jantung menurun sehingga curah jantung juga akan menurun. Iskemia otot jantung juga dapat meyebabkan terjadinya pembentukan asam laktat oleh miokardium, dinana hal ini dapat menyebabkan nyeri dada.
v  Manifestasi Klinis
-          Angina pectoris stabil : muncul saat melakukan aktifitas berat, hilang dalam waktu sekitar kurang lebih 5 menit, hilang ketika beristirahat / setelah minum obat, dapat menyebar kelengan, pungggung / area lain.
-          Angina pectoris tidak stabil : timbul waktu istirahat / kerja ringan, tidak dapat diperkirakan, hilang dalam waktu yang lebih lama.
v  Komplikasi
1.      Infarksi miokardium yang akut (serangan jantung)
2.      Kematian karena jantung secara mendadak
3.      Aritmia Kardiak
v  Diagnostik
-          EKG
-          Foto dada
-          PCO2 kalium dan laktat miokard
-          Kolestrol / trigliserida serum : mungkin meningkat.
v  Penatalaksanaan
1.      Pengobatan  terhadap serangan akut , berupa nitrogloserik sublingual 0 -1 tablet yang merupakan obat pilihan yang bekerja sekitar 1-2 menit dan dapat diulang dengan interval 3-5 menit.
2.      Pencegahan serangan lanjutan
a.       Long-acting nitrate, uaitu ISDN 3 X 10 – 40mg Oral.
b.      Betabloker : propanolol, metoprolol, nadolol, atenolol dan pindolol
c.       Kalsium antagonis : Verapamin, diltiazem, invedipin, nikardipin atau isradipin.
3.      Tindakan  inparasit : percutaneus transluminal coronary angoplasty (PCTA),  laser coronary angioplasty, coronary artery bypass clafting (CABG)
4.      Olahraga disesuaikan.

b.      Konsep Keperawatan
1)        Pengkajian
a)    Identitas
v Identitas Pasien
Nama                                : Ny. Z
Umur                                : 60 Tahun
Agama                              : -
Jenis kelamin                    : Perempuan
Status                               : -
Pendidikan                       : -
Pekerjaan                          : -
Suku bangsa                     : -
Alamat                              : -
Tanggal masuk                 : -
Tanggal pengkajian          : -
No. register                       : -
Diagnosa medis                : Infark miokard Akut, Angina Pectoris, CHF.
v Identitas Penanggung Jawab
Nama                                : -
Umur                                : -
Hub. Dengan pasien         : -
Pekerjaan                          : -
Alamat                              : -
b)   Status Kesehatan
v Status Kesehatan Saat Ini           
-     Keluhan utama
Nyeri dada
-     Alasan masuk rumah sakit dan perjalanan penyakit saat ini
Nyeri dada yang seperti ditekan benda berat yang menjalar sampai ke leher, ibu jari dan punggung.
-     Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
Klien dianjurkan untuk meningkatkan suplai oksigen.
v Status Kesehatan Massa Lalu
v Riwayat Penyakit Keluarga
v Diagnosa Medis dan Therapy
1)      Pengobatan  terhadap serangan akut , berupa nitrogloserik sublingual 0 -1 tablet yang merupakan obat pilihan yang bekerja sekitar 1-2 menit dan dapat diulang dengan interval 3-5 menit.
2)      Pencegahan serangan lanjutan
a.       Long-acting nitrate, uaitu ISDN 3 X 10 – 40mg Oral.
b.      Betabloker : propanolol, metoprolol, nadolol, atenolol dan pindolol
c.       Kalsium antagonis : Verapamin, diltiazem, invedipin, nikardipin atau isradipin.
3)      Tindakan  inparasit : percutaneus transluminal coronary angoplasty (PCTA),  laser coronary angioplasty, coronary artery bypass clafting (CABG)
4)      Olahraga disesuaikan.
c)    Pola Kebutuhan Dasar ( Data Bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)
v Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
v Pola Nutrisi-Metabolik
·      Sebelum sakit
·      Saat sakit
v Pola eliminasi
·      BAB
-     Sebelum sakit
-     Saat sakit
·      BAK
-     Sebelum sakit
-     Saat sakit
v Pola aktivitas dan latihan
·      Aktivitas
Kemampuan Perawatan Diri
0
1
2
3
4
Makan dan minum





Mandi





Toileting





Berpakaian





Berpindah





Keterangan  : 0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4: tergantung total
·      Latihan
-     Sebelum sakit
Menyapu halaman
-     Saat sakit
v Pola kognitif dan Persepsi
v Pola Konsep diri
v Pola Tidur dan Istirahat
·      Sebelum sakit
·      Saat sakit
v Pola Peran-Hubungan
v Pola Seksual-Reproduksi
·      Sebelum sakit
·      Saat sakit
v Pola Toleransi Stress-Koping
v Pola Nilai-Kepercayaan
d)   Pengkajian Fisik
v Keadaan umum
Nyeri dada yang seperti ditekan benda berat yang menjalar sampai ke leher, ibu jari dan punggung.
v Tanda-tanda Vital
TD            : 140/90 mmHg
HR            : 122 kali/menit
S               : Afebris
Sat                        : 95%
v Keadaan fisik
e)    Pemeriksaan penunjang
v  EKG, Foto dada, PCO2 kalium dan laktat miokard
2)             Diagnosa Keperawatan
a)    Nyeri Akut (Domain 12 Kenyamanan Kelas 1 Kenyamanan Fisik) (00132)
b)   Penurunan curah jantung (Domain 4 Kelas 4 Respon kardiovaskuler/pulmonal) (00029)


3)             Analisa Data

No.

Data
Etiologi
Masalah
1.
Data Subjektif :
-     Klien mengeluhkan nyeri dada
-     Nyeri dirasakan seperti ditekan benda berat
-     Nyeri menjalar sampai ke leher dan punggung
-     Klien sedang menyapu halaman
Data Objektif :
-     Vital sign :
S      : Afebris
HR   : 122 kali/menit          
TD   : 140/90 mmHg
Sat   : 95%
Aterosklerotik (pembuluh darah keku / keras)
¯
Stenosis (Pembuluh darah sempit)
¯
Tidak mampu berdilatasi (tidak berespon akan kebutuhan O2)
¯
Iskemia miokardium
¯
Metabolisme anaerob (glikolisis untuk pemenuhan energi)
¯
Terbentuk / timbunan asam laktat
¯
pH miokardium menurun
¯
Nyeri
Nyeri Akut
2
Data Subjektif :
-     Klien mengeluhkan nyeri dada
-     Nyeri dirasakan seperti ditekan benda berat
-     Nyeri menjalar sampai ke leher dan punggung
-     Klien sedang menyapu halaman
Data Objektif :
-     Vital sign :
S      : Afebris
HR   : 122 kali/menit          
TD   : 140/90 mmHg
    Sat   : 95%
Aterosklerosis
¯
Vasokontriksi pembuluh darah
¯
Aliran O2 menurun
¯
Iskemia otot jantung
¯
Kontraksi otot jantung
¯
Curah jantung juga akan menurun
Penurunan Curah Jantung





4)             Perencanaan Keperawatan
No.
Diagnosa Keperawatan
NOC
NIC
Rasional
1.
Domain 12 Kenyamanan Kelas 1 Kenyamanan Fisik
Nyeri Akut (00132)
Definisi :
Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan dan muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensia atau digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa (International Asociation For the study of pain) :
Awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung < 6 bulan.


1.       Tingkat kenyamanan
2.       Kontrol nyeri
3.       Nyeri : efek yang merusak
4.       Tingkat nyeri


-          Pemberian analgetik
-           Penurunan cemaS
-          Pemberian obat penenang




- Meskipun morfhin IV adalah pilihan, suntikan narkotik lain dapat dipakai pada fase akut/ nyeri dada berulang yang tak hilang dengan nitrogliserin untuk menurunkan nyeri hebat, memberikan sedasi, dan mengurangi kerja miokard. Hindari suntikan IM dapat mengganggu indikator diagnosik CPK dan tidak diabsopsi oleh jaringan kurang perpusi.
- Nitrat berguna untuk kontrol nyeri dengan efek fasodilatasi koroner yang meningkatkan aliran darah koroner dan perkusi miokardia. Efek fasodilatasi perifer menurunkan volume darah kembali kejantung (Preload). Sehingga menurunkan kerja otot jantung dan kebutuhan oksigen.


- Membantu dalam penurunan persepsi/ respon nyeri, memberikan kontrol situasi, meningkatkan perilaku positif.



-Penundaan pelaporan nyeri menghambat peredaan nyeri/memerlukan peningkatan dosis obat. Selain itu, nyeri berat dapat menyebabkan syok dengan merangsang sistem saraf simpatis, mengakibatkan kerusakan lanjut dan mengganggu diagnostik dan hilangnya nyeri
2.
Domain 4 Kelas 4 Respon kardiovaskuler/pulmonal)
Penurunan Curah Jantung (00092)
Definisi :     
Ketidak adekuatan pompa darah oleh jantung untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh.
NOC :

·         Tidak ada edema paru, perifer, dan tidak ada asites
·         Tidak ada penurunan kesadaran
·         Tidak ada distensi vena leher
-     Warna kulit normal.
NIC :

·         Evaluasi adanya nyeri dada
·         Catat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac putput
·         Atur periode latihan dan istirahat untuk menghindari kelelahan
·         Anjurkan untuk menurunkan stress
·         Monitor TD, nadi, suhu, dan RR


-   Menurunkan kerja miokardia atau konsumsi oksigen, menurunkan resiko komplikasi (contoh, perluas IM).




-   Aktivitas yang maju memberikan kontrol jantung, meningkatkan reganagan dan mencegah aktivitas berlebihan.





DAFTAR PUSTAKA

http://rd.glispa.com/?r=inactive&l=&p=&c= (Diakses pada tanggal 22 September 2015)
library.usu.ac.id/download/fk/gizi-badri2.pdf (Diakses pada tanggal 22 September 2015)
http://hipertensi.org/penyakit-hipertensi-jantung/ (Diakses pada tanggal 22 September 2015)